--
0




Semenjak Kapolri baru menginstruksikan seluruh jajarannya untuk memberantas premanisme, razia terhadap preman-preman marak digencarkan. Sebagian besar masyarakat senang terhadap aksi polisi-polisi tersebut termasuk saya. Dibandingkan dengan Kota Bandung, Kota Jakarta jelas lebih rawan terhadap tindak kriminal karena Jakarta tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai suku dan ras untuk mengadu nasib. Bisa juga dikatakan hukum rimba berlaku di Jakarta. Yang kuat bisa bertahan sedangkan yang lemah akan tergilas oleh kerasnya kehidupan di Jakarta. Itulah salah satu faktor kenapa orang-orang rela menghalalkan segala cara untuk menyambung nasib diantaranya dengan menjadi "preman". Kota Jakarta sekarang tidak seaman Jakarta yang dulu. Hampir disetiap sudut terminal dan pasar diwarnai dengan aksi premanisme yang terang-terangan maupun terselubung. Ada yang berkedok menjadi pengamen, pengatur lalu lintas, calo angkot, tukang parkir liar dan lain-lain. Saya sendiri ketika masih smp punya pengalaman pernah menjadi korban penodongan di daerah Rawamangun persis sebelum Plaza Arion oleh 5 orang yang salah satunya membawa celurit. Preman jaman sekarang ada tingkatannya, mulai dari preman kelas teri, menengah sampai preman kelas atas. Preman kelas teri contohnya preman kampung, jalanan, terminal dan pasar. Preman kelas menengah contohnya organisasi yang mengaku organisasi masyarakat tetapi selalu minta jatah keamanan kepada pengguna tempat berdagang. Sedangkan preman kelas atas adalah preman yang dibekingi aparat dan biasanya terkoordinir kegiatannya. Masalahnya sekarang, yang menjadi tolak ukur seseorang disebut preman itu apa? apakah karena bertato?berkeliaran di jalan?atau dari cara berpakaian? Jangan-jangan saya bisa ikut tertangkap gara suka memakai celana jeans robek-robek (hahahaha). Sebaiknya sebelum menangkap, pihak kepolisian menyelidiki terlebih dahulu lokasi-lokasi yang diduga sebagai tempat yang rawan kejahatan. Diharapkan pihak kepolisian jangan sampai salah tangkap, karena sekarang ini banyak orang yang bertampang kriminal tetapi hatinya baik, begitu juga sebaliknya ada yang tampang baik-baik tetapi hatinya kriminal serta tidak pandang bulu dalam memberantas preman. Apapun tingkatannya, mau itu preman kelas teri sampai kelas atas harus diberantas habis asalkan benar-benar terbukti bahwa orang atau pihak tersebut preman.
Selamat bekerja Pak.

--
0



Manusia tidak pernah bersyukur
Diberi anugerah berupa hujan

Ketika kemarau kita mengeluh

Ketika hujan kita pun mengeluh

Setiap bencana banjir dan longsor
Kita menyalahkan hujan
Tanpa berpikir apa penyebabnya

Pembabatan hutan

Perusakan lingkungan

Pembangunan pemukiman di lahan resapan

Pembuangan sampah

Semua salah siapa?

Kita sebagai manusia

--
0



















Opini saya mengenai Pemilu 2009 mungkin sama dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Dimana para Capres dan Caleg berlomba-lomba mengumbar janji demi mendapatkan suara dari rakyat tetapi ketika sudah menjabat menjadi Presiden atau anggota legislatif, janji-janji yang dulu pernah diucapkan bagai hilang ditelan Bumi. Mungkin ada hal paling penting untuk dilakukan terlebih dulu oleh para Capres atau Caleg daripada merealisasikan janji-janjinya yaitu “balik modal” atau di dalam istilah bisnis kita mengenal “Break Even Point”. Bukan rahasia umum lagi untuk menjadi Caleg DPR RI seseorang minimal wajib mengeluarkan biaya 3 – 5 miliar untuk memuluskan jalannya menuju ke Senayan sehingga banyak anggota DPR di pusat maupun daerah yang terjerat kasus korupsi dan suap untuk mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan anggota DPR tersbut ketika masih menjadi Caleg. Biaya tersebut persentasenya lebih besar dikeluarkan untuk promosi caleg tersebut dan Partai pengusung pastinya. Ibarat kita ingin pergi ke suatu tempat yang kita tuju, kita memerlukan kendaraan untuk menuju kesana. Partai politik-lah yang menjadi kendaraan Caleg-caleg tersebut. Mendaftarkan diri menjadi Caleg rasanya tidak terlalu sulit apalagi mendaftarkan diri melalui Partai politik yang terhitung baru, yang penting syarat utamanya adalah lulus S1. Sehingga membuat banyak orang-orang tersebut yang menghalalkan segala cara demi sebuah kursi DPR RI seperti membuat ijasah S1 palsu. Katanya “wakil rakyat” tapi saya yakin 90% rakyat seluruh Indonesia tidak ada yang terwakili aspirasinya.
Untuk Pemilu Presiden sendiri rasanya tidak jauh berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya sesudah reformasi. Setiap tahun rakyat dibuat pusing melihat jumlah Partai politik peserta pemilu yang jumlahnya lebih dari 40 Partai beserta Capres-capresnya masing-masing. Katanya sih Negara ini sedang belajar untuk ber-demokrasi, asal jangan demokrasi yang kebablasan aja. Di Amerika Serikat yang demokrasinya lebih maju saja hanya mengenal 2 buah Partai yaitu Partai Demokrat dan Republik dan pemilihan Capres di negara tersebut melalui jalan panjang dan persaingan yang ketat. Capres-capres tersebut ada yang berlatar belakang Militer, Ulama, Cendekiawan, Pengusaha sampai keturunan dari mantan Presiden Indonesia terdahulu. Ketika kampanye tidak afdol rasanya bila tidak mengangkat masalah kemiskinan yang menjadi masalah utama di Negara ini. Hampir semua Capres berjani mengurangi pengangguran, menambah lapangan kerja, menggratiskan pendidikan, memberantas korupsi dan lain-lain tetapi faktanya? Melihat pengalaman-pengalaman terdahulu setelah Capres tersebut sukses menjabat menjadi Presiden hasilnya pengangguran bertambah, rakyat miskin makin padat, pendidikan makin mahal, korupsi tumbuh subur dan investor-investor asing banyak yang menarik investasinya di Negara ini karena situasi politik dan keamanan yang tidak terjamin.
Intinya? Saya tidak percaya dengan partai politik, saya tidak percaya dengan birokrat, saya tidak percaya dengan sistim perwakilan, yang saya percaya hanya Allah SWT.

--
0































image source : http://www.mchumor.com


A
lkisah ada sepasang suami istri yang bernama Pak Joko dan Bu Joko..
Pak Joko mengalami Impoten sejak menikah dengan Bu Joko, tetapi Pak Joko tidak pernah mengaku kepada istrinya bahwa dia Impoten. Pak Joko tidak kehilangan akal, setiap bercinta dengan istrinya dia selalu mematikan lampu dan menggunakan ketimun setiap bercinta untuk menggantikan "Mr. P" miliknya yang tidak bisa "berkokok". Namun pada suatu malam Bu Joko curiga dan penasaran ingin melihat wujud "Mr.P" miliksuaminya yang selama ini belum pernah dilihat. Ketika sedang bercinta tiba-tiba saja Bu Joko menyalakan lampu kamar. Alangkah kagetnya ketika ia melihat Wujud "Mr.P" yang selama ini melayaninya adalah sebuah Ketimun. Sontak saja Bu Joko Marah kepada Pak Joko

Bu Joko : "Pak!!! jadi selama ini kamu membohongi saya?!!!

Pak Joko : "i..iya..Maaf bu.."

Bu Joko : "Saya ingin tanya, sejak kapan kamu membohongi saya!

Pak Joko : "Sejak malam pertama kita bu.."

Bu Joko : "Dasar suami pecundang kamu!"

Pak Joko : "Saya juga boleh tanya bu?"

Bu Joko : "Apa!"

Pak Joko : "Joni anak kita itu sebenarnya anak kamu dengan siapa?"

Bu Joko : "mmmm..mmmm..maaf juga pak.." (sambil menunduk malu)

Keterbukaan itu memang penting yah...hahahaha




--
0

























Sepertinya negara ini tak bisa lepas dari krisis..
Mulai dari krisis moral, ekonomi sampe kepercayaan. Kalo nonton berita di semua stasiun tv, kayanya ga akan jauh dari masalah-masalah tersebut.
Ribut-ribut tentang RUU pornografi, ada yang pro ada juga yang kontra. Kalo saya si jujur aja mendukung disahkan RUU tersebut. Sebagai laki-laki yang normal saya ga munafik mengakui bahwa saya juga pernah membaca majalah-majalah atau menonton film-film yang ratingnya 21+ tetapi harus ada batasan peredaran dan penjualannya. Mentang-mentang sekarang jaman kebebasan tapi malah kebablasan. Liat aja penyanyi-penyanyi dangdut wanita sekarang..kalo ga pamer paha dan goyang erotis kayanya ga afdol dan kadang-kadang goyangan sama lagu yang dibawain ga nyambung dan parahnya anak-anak dibawah 10 tahun juga ikut-ikutan nonton pula.

Belum lagi krisis ekonomi global yang menimpa hampir semua negara maju dan berkembang termasuk indonesia yang disebabkan krisis ekonomi di negara Amerika Serikat. Kok yang krisis negara AS tapi yang kena imbasnya negara-negara lain??? Ya iya laah..masa ya iya donk..secara (halah) AS merupakan negara adidaya dan adikuasa (katanya) otomatis efek rantai dari krisis di negara tersebut ikut-ikutan krisis. Nilai saham-saham di Bursa Efek Indonesia anjlok, perdagangan di BEI ditutup, pengamat ekonomi berlomba-lomba ngoceh dan mengkrirtik sana-sini bahas situasi ekonomi sampe mulut berbusa. Pemerintah menganjurkan para pemegang saham untuk melakukan buy back terhadap saham-saham tersebut. Buat orang awam mungkin bingung..apa sih saham?buyback?inflasi? daripada pusing-pusing mikirin istilah tersebut mending mikirin beras hahahahaha betul?