--
0



















Opini saya mengenai Pemilu 2009 mungkin sama dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Dimana para Capres dan Caleg berlomba-lomba mengumbar janji demi mendapatkan suara dari rakyat tetapi ketika sudah menjabat menjadi Presiden atau anggota legislatif, janji-janji yang dulu pernah diucapkan bagai hilang ditelan Bumi. Mungkin ada hal paling penting untuk dilakukan terlebih dulu oleh para Capres atau Caleg daripada merealisasikan janji-janjinya yaitu “balik modal” atau di dalam istilah bisnis kita mengenal “Break Even Point”. Bukan rahasia umum lagi untuk menjadi Caleg DPR RI seseorang minimal wajib mengeluarkan biaya 3 – 5 miliar untuk memuluskan jalannya menuju ke Senayan sehingga banyak anggota DPR di pusat maupun daerah yang terjerat kasus korupsi dan suap untuk mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan anggota DPR tersbut ketika masih menjadi Caleg. Biaya tersebut persentasenya lebih besar dikeluarkan untuk promosi caleg tersebut dan Partai pengusung pastinya. Ibarat kita ingin pergi ke suatu tempat yang kita tuju, kita memerlukan kendaraan untuk menuju kesana. Partai politik-lah yang menjadi kendaraan Caleg-caleg tersebut. Mendaftarkan diri menjadi Caleg rasanya tidak terlalu sulit apalagi mendaftarkan diri melalui Partai politik yang terhitung baru, yang penting syarat utamanya adalah lulus S1. Sehingga membuat banyak orang-orang tersebut yang menghalalkan segala cara demi sebuah kursi DPR RI seperti membuat ijasah S1 palsu. Katanya “wakil rakyat” tapi saya yakin 90% rakyat seluruh Indonesia tidak ada yang terwakili aspirasinya.
Untuk Pemilu Presiden sendiri rasanya tidak jauh berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya sesudah reformasi. Setiap tahun rakyat dibuat pusing melihat jumlah Partai politik peserta pemilu yang jumlahnya lebih dari 40 Partai beserta Capres-capresnya masing-masing. Katanya sih Negara ini sedang belajar untuk ber-demokrasi, asal jangan demokrasi yang kebablasan aja. Di Amerika Serikat yang demokrasinya lebih maju saja hanya mengenal 2 buah Partai yaitu Partai Demokrat dan Republik dan pemilihan Capres di negara tersebut melalui jalan panjang dan persaingan yang ketat. Capres-capres tersebut ada yang berlatar belakang Militer, Ulama, Cendekiawan, Pengusaha sampai keturunan dari mantan Presiden Indonesia terdahulu. Ketika kampanye tidak afdol rasanya bila tidak mengangkat masalah kemiskinan yang menjadi masalah utama di Negara ini. Hampir semua Capres berjani mengurangi pengangguran, menambah lapangan kerja, menggratiskan pendidikan, memberantas korupsi dan lain-lain tetapi faktanya? Melihat pengalaman-pengalaman terdahulu setelah Capres tersebut sukses menjabat menjadi Presiden hasilnya pengangguran bertambah, rakyat miskin makin padat, pendidikan makin mahal, korupsi tumbuh subur dan investor-investor asing banyak yang menarik investasinya di Negara ini karena situasi politik dan keamanan yang tidak terjamin.
Intinya? Saya tidak percaya dengan partai politik, saya tidak percaya dengan birokrat, saya tidak percaya dengan sistim perwakilan, yang saya percaya hanya Allah SWT.

No Response to "Pemilu Sudah Dekat"